Saat ini kata-kata Generasi Micin dan Kids Zaman Now sedang marak di internet? Setiap berita, artikel, dan komentar-komentar dari netijen pasti dipenuhi dua frasa ini. Entah siapa yang memulai, yang jelas lama-kelamaan penggunaan kata-kata ini terasa overused alias berlebihan.
Benarkah micin terbukti bikin bodoh?
Kenapa berlebihan? Karena.. dikit-dikit mecin yang disalahkan. Ada berita anak muda berkelakuan tak senonoh, langsung bawa-bawa micin. Ngomong-ngomong, masih ada yang bingung enggak sih kenapa generasi anak muda saat ini disebut generasi micin?
Micin itu kan penyedap rasa, yang selama ini dipersepsikan mengandung bahan yang tak baik untuk kesehatan. Makanya kamu pasti sering dengar, “Jangan kebanyakan makan mie, entar lemot!”, atau “Jangan sering-sering makan bakso pinggir jalan, banyak mecin!” Tapi.. apakah benar mecin atau msg itu berbahaya? Apakah sudah ada penelitian ilmiahnya?
Untuk yang belum tau, micin atau MSG (monosodium glutamate) adalah garam natrium dari asam glutamat (apapula asam glutamat..?). Oke, jadi asam glutamat itu adalah asam amino (semacam senyawa organik) yang terbentuk secara alami.
Bukan Koki bukan Ibu Rumah Tangga, ternyata micin ditemukan oleh seorang profesor!
Mecin atau MSG pertama kali ditemukan pada 1908, oleh seorang profesor di Universitas Tokyo bernama Kikunae Ikeda.
Singkat cerita, Kikune mendapati bahwa MSG dapat memperkuat rasa makanan yang tadinya hanya asin garam biasa, terasa lebih kaya dengan rasa gurih atau dikenal dengan sebutan umami.
Dan inilah awal kejadian yang membuat micin mendapat cap buruk secara luas....
Namun pada akhir tahun 1960-an, orang-orang mulai menganggap MSG memberi dampak buruk pada kesehatan setelah beberapa orang mengeluh tak enak badan setiap habis makan di restoran cina. Kenapa hanya restoran cina yang kena tuduhan? Sebab cita rasa masakan cina memang paling menonjol dibanding masakan negara lain.
Tidak ada penelitian yang benar-benar menunjukkan bahwa MSG berdampak buruk pada kesehatan
Tetapi karena tak ada bukti yang cukup, sejumlah penelitian dilakukan. Hasilnya, dampak MSG tidak bersifat menyeluruh, alias hanya bereaksi pada kelompok individu tertentu yang memiliki sensitivitas tinggi. Itupun hanya jika MSG diberikan dalam dosis besar (lebih dari 2 gram).
Akhirnya MSG ditetapkan bahan bumbu masakan yang aman dikonsumsi
Padahal, saat ini rata-rata kita hanya mengonsumsi MSG sekitar 0,55 gram perhari lewat makanan. Ya kecuali kamu hobi nyemilin micin. Melihat hasil tersebut, akhirnya Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menetapkan MSG bahan bumbu masakan yang aman, sama seperti garam, merica, dan gula.
Jadi, kalau ada anak zaman sekarang bertindah bodoh, siapa yang bertanggung jawab?
Jadi, kembali ke topik utama.. Kenapa anak-anak zaman sekarang sering disebut generasi micin jika melakukan hal-hal di luar batas kewajaran? Karena pandangan masyarakat yang terlanjur mengecap micin penyebab orang menjadi bodoh. Padahal yang bikin bodoh itu karena anaknya tidak mau belajar dan main melulu. Hal ini ditambah pengaruh-pengaruh buruk yang semakin mudah diserap melalui perkembangan teknologi, bener nggak?