"Kau tahu, Nak, Sepotong Intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya."
"Sama dengan kehidupan seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasanya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. kokoh.."
Beberapa hari sebelum gue naik Gunung Sindoro, gue mengalami musibah, tas gue di jambret di Semarang waktu perjalan gue menuju ke Wonosobo. Cerita nya di Sini "Traveling Ojo Ngeyel".
Setelah dari Semarang kemarin gue langsung menuju ke Wonosobo naik travel yang dipesan sama temen gue, Maklum lah gue masih berasa shock akibat di jambret malam itu. Udahlah cerita yang Jambret terus cerita di Gunung -nya nggak mulai mulai..
Eeettt.. Sabar Tong !
Jadi Gue di Wonosobo gue nginep dua hari semalam dirumah tante gue yang masih jomblo sampai sekarang, Doi masih cari jodoh lhooo.. Lanjuuttt! Emang gue berniat menginap dirumah tante gue pasalnya gue habis terkena musibah lumayan hitung-hitung hemat ongkos dan biaya yaa dan dapat Uang pula..
Nggak banyak tapi lumayan lah yahh buat bayar buang air di wc umum sebanyak 34x. Yaaap, kalau dihitung-hitung 150x bolak balik masuk WC di Kalikan dengan Rp2.000,- sama dengan Rp300.000,- Uang yang gue dapet hasil Ngepet dirumah tante gue.. Hahahha..
Dan belum lagi tanggungan gue makan, Jika di rupiahkan, makan 1hari sebanyak 3x, sekali makan gue menghabiskan Rp10.000,- (maklum murah bukan seperti di Jakarta) sedangkan lama gue menginap 2hari 1malam. 6x makan gue di kalikan dengan Rp10.000,- jadi Rp60.000.- ...
Lumaayan ya banyak .. itu juga Gue nggak makan , uang nya gue simpen buat jajan gue selama di atas gunung. hahahha
Udahlahh yaaa.. kenapa jadi ngomongin duit.. !
Well, singkat ceritanya hari berikutnya gue mulai bersiap untuk berangkat. Sebelumnya gue naik Gunung Sindoro itu OpenTrip dengan komunitas di daerah Pasar Minggu namanya Palaten. Mereka bawa sekitar 50orang untuk pendakian massal ini. So, gue ketemuan sama mereka di terminal Wonosobo. Sore itu sebelum gue berangkat langit mulai mendung dan hujan derass.. karena memang bulan-bulan itu curah hujan lagi tinggi didaerah Wonosobo.
Sekitar 2jam menunggu bis rombong Palaten muncul, Gue bisa bernapas lega karena menunggu sambil ditemani hujan itu rasanya bikin galau, kalau mengingat kejadian apess di Semarang "Traveling Ojo Ngeyel". Yasudahlahh yaaa !!!
Sesampainya di Bascamp Kaki gunung Sindoro, gue istirahat sejenak untuk melepaskan ke galauan gue. Niat awal kami berangkat siang hari tapi karena disayangkan rombongan dari jakarta mengalami trafficjam sehingga membuat kita mendaki di malam hari.
Jujur bagi gue memang nggak asik mendaki gunung pada malam hari karena suhu udara yang dingin, belum lagi hujan gerimis, ditambah trek medan yang licin dan gelap menyelimuti malam yang nggak bisa kita lihat tanpa bantuan Senter. Yaaaa.. disinilah sebelum mendaki gue memang sudah membawa 2 senter yang pertama headlamp dan senter tangan, tetapi apa daya tas keburu kejambet disemarang sehingga membuat gue semakin sabar.
"Sama dengan kehidupan seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasanya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. kokoh.."
Mana nggak ada WC umum lagi ! |
Beberapa hari sebelum gue naik Gunung Sindoro, gue mengalami musibah, tas gue di jambret di Semarang waktu perjalan gue menuju ke Wonosobo. Cerita nya di Sini "Traveling Ojo Ngeyel".
Setelah dari Semarang kemarin gue langsung menuju ke Wonosobo naik travel yang dipesan sama temen gue, Maklum lah gue masih berasa shock akibat di jambret malam itu. Udahlah cerita yang Jambret terus cerita di Gunung -nya nggak mulai mulai..
Eeettt.. Sabar Tong !
Jadi Gue di Wonosobo gue nginep dua hari semalam dirumah tante gue yang masih jomblo sampai sekarang, Doi masih cari jodoh lhooo.. Lanjuuttt! Emang gue berniat menginap dirumah tante gue pasalnya gue habis terkena musibah lumayan hitung-hitung hemat ongkos dan biaya yaa dan dapat Uang pula..
Nggak banyak tapi lumayan lah yahh buat bayar buang air di wc umum sebanyak 34x. Yaaap, kalau dihitung-hitung 150x bolak balik masuk WC di Kalikan dengan Rp2.000,- sama dengan Rp300.000,- Uang yang gue dapet hasil Ngepet dirumah tante gue.. Hahahha..
Dan belum lagi tanggungan gue makan, Jika di rupiahkan, makan 1hari sebanyak 3x, sekali makan gue menghabiskan Rp10.000,- (maklum murah bukan seperti di Jakarta) sedangkan lama gue menginap 2hari 1malam. 6x makan gue di kalikan dengan Rp10.000,- jadi Rp60.000.- ...
Lumaayan ya banyak .. itu juga Gue nggak makan , uang nya gue simpen buat jajan gue selama di atas gunung. hahahha
Udahlahh yaaa.. kenapa jadi ngomongin duit.. !
Well, singkat ceritanya hari berikutnya gue mulai bersiap untuk berangkat. Sebelumnya gue naik Gunung Sindoro itu OpenTrip dengan komunitas di daerah Pasar Minggu namanya Palaten. Mereka bawa sekitar 50orang untuk pendakian massal ini. So, gue ketemuan sama mereka di terminal Wonosobo. Sore itu sebelum gue berangkat langit mulai mendung dan hujan derass.. karena memang bulan-bulan itu curah hujan lagi tinggi didaerah Wonosobo.
Sekitar 2jam menunggu bis rombong Palaten muncul, Gue bisa bernapas lega karena menunggu sambil ditemani hujan itu rasanya bikin galau, kalau mengingat kejadian apess di Semarang "Traveling Ojo Ngeyel". Yasudahlahh yaaa !!!
Sesampainya di Bascamp Kaki gunung Sindoro, gue istirahat sejenak untuk melepaskan ke galauan gue. Niat awal kami berangkat siang hari tapi karena disayangkan rombongan dari jakarta mengalami trafficjam sehingga membuat kita mendaki di malam hari.
Jujur bagi gue memang nggak asik mendaki gunung pada malam hari karena suhu udara yang dingin, belum lagi hujan gerimis, ditambah trek medan yang licin dan gelap menyelimuti malam yang nggak bisa kita lihat tanpa bantuan Senter. Yaaaa.. disinilah sebelum mendaki gue memang sudah membawa 2 senter yang pertama headlamp dan senter tangan, tetapi apa daya tas keburu kejambet disemarang sehingga membuat gue semakin sabar.
Sebelumnya gue naik Gunung Sindoro lewat jalur Kledung, dari bascamp bisa naik ojek motor dengan membayar 15rb atau kalian bisa jalan menyelusuri ladang penduduk lumayan jika berjalan kaki bisa ditempuh sekitar 45menit. Karena kemarin gue sangat males jalan akhirnya gue naik ojek lah.. lumayan gratis ini ! Kalau naik ojek motor kalian bisa langsung sampai Batu besar, jadi kalian ngak perlu capek-capek buang tenaga.
Dari Batu besar kita berjalan santai sekitar 2jam untuk sampai di Pos 1. Saat mendaki malam usahakan kalian pakai jaket karena udara dingin dan kalian harus menghemat tenaga sebab udara oksigen sangat sedikit dan belum lagi harus berebut dengan pohon-pohon besar. Medan Jalur untuk sampai di Pos 1 terus menanjak belum lagi treking jalan batu -batu dan kanan kiri ditutupi pohon tinggi. Oiaa.. saat gue mendaki gue ditemanin teman sekaligus patner setia gue yang nyebelin banget namanya Ghajal .. Dia ajudan gue ! Hahahah..
Kurang lebih berjalan gue mulai masuk angin karena pakaian yang gue kenakan sangat tipis yaitu kaos dan ditutupi raincoat doang. Sepanjang jalan perut gue mengalami kontraksi seperti ada tekanan gas yang ingin keluar dari lobang pantat gue. Di situ, gue makin panik karena tekanan di pantat gue makin bergelora.. Mungkin kalo pantat gue bisa ngomong, dia bakal teriak-teriak, "Damn!! let this shit outta' here, man.. I'm about to explode, dude!! It's so kampret you know?!"
Tapi gue tahan tahan sampai akhirnya tiba di Pos 1. Gue bilang sama Ajudan gue si Ghajaal gue kalau nggak enak badan.
"Dek.. masih kuat nggak?" kata Ghajal..
"Masih kokk, tapi perut nya nggak enak." kata Gue.
"Yasudah Muntah in aja makanan semalam." Kata Ghajal
Gue agak menjauh dari dia sekitar 2 langkah kaki dan mulai memuntahkan isi makanan di dalam perut gue..
"Hoeeeekkkk.. Hoeeeeeeeeekk.."
"Kaaa.. Aku mau ken..." belum selesai gue ucap semuanya tiba-tiba "Brooootttttt..Brooootttttt.. Bessssssssttt..." Bunyii gas beracun yang keluar dari lobang pantat gue akhirnya mulai keluar dengan aroma Mengkudu bercampur walangsangit..
"Mhhh.. hahaha maaf kaa gue kentut, bau ya? Gue nggak sengaja kentut soalnya perut gue nggak enak. Asli.. waktu mau mengeluarkan gas beracun loe tepat dibelakang gue dan posisi gue yang lagi mengeluarkan sisa sisa makanan didalam perut, alias muntah Nungging." Kata gue sambil gigit pohon pinus...
"Yaudah nggak masalah, yang penting udah enakan perutnya ya?" kata Ghajal.
Dalam hati gue, ini orang pasti punya dendam sama gue karena gue sudah mengeluarkan gas nuklir dari lobang pantat gue, Jangan jangan gue bakal di buang di tengah hutan, atau gue di ikat di pohon dimakan babi hutan atau gue di dorong masuk jurang dan akhirnya gue tewas dan muncul di koran dengan headline "Telah ditemukan sesosok jasad sehabis kentut". Kan nggak lucu kalau seperti itu. akhirnya sepanjang jalan gue hanya bisa berdoa agar gue tidak kenapa -napa. Masalahnya pasti yang akan jadi korban kentut gue bukan hanya ajudan gue si Ghajal tadi makhluk astral dan binatang buas pun pasti akan tewas seketika..
Gue lanjutin perjalanan gue menuju Pos 2 yang berjarak kurang lebih sekitar 2,5jam. Yap di Pos 2 lah gue bersama yang lainnya bermalam.. Trek jalan menuju Pos 2 terus menanjak itu yang membuat gue semakin melambat. Masih di temanin sama ajudan sekaligue partner gue si Ghajal yang setia di belakang gue menanti hembusan aroma gas kentut gue.
Akhirnya setelah jalan cukup lama sekitar 2jam tiba di Pos3, Gue mencari kelompok untuk bisa tidur satu tenda bersama mereka. Kali ini gue nggak tidur 1 tenda sama ajudan gue, gue tidur bersama cewek-cewek yang seru yang kalem yang nggak kaya gue setiap beberapa detik mengeluarkan gas beracun. Yaaapp.. disini lah gue mulai mengalami kontraksi hebat karena gue menahan gas-gas beracun.
Waktu nya makan malam jam 2 pagi, di dalam tenda kita memasak bakso. Aroma kuah bakso yang membuat gue semakin laper, tapi gue inget kalo gue makan terlalu banyak bisa bisa gue boker.. Paling males namanya boker digunung karena nggak ada air bersih atau kamar toilet. Jadi saat kita boker digunung kita hanya ditemani ilalang pohon dan dingin nya udara yang menusuk lobang pantat. tapi untungnya gue belum pernah boker di gunung,. dan kalau kebelet boker gue tahan tahan sampe turun gunung. Hahahah,,
Pas lagi makan bakso gue merasakan perut gue mengalami kontraksi hebat dan keringet mulai kembali bercucuran seperti ada tekanan yang maju mundur.. Gue mulai mengganti posisi duduk gue saking gue gugup gue mulai memegang kompor (biar hangat).. Gue mulai merasa panik karena itu.. Tapi sayang, saking enaknya, gue kebelet boker..
Ini yang harus dicatat! Saat loe naik gunung pastikan loe boker dulu sebelum nya, jangan makan pedes atau minum susu dan jangan panik.. karena orang nervous itu konsekuensinya kalo nggak kebelet pipis, ya kebelet boker.. Nggak ada orang yang lagi nervous lalu mendadak kebelet jadi bupati.. itu ribet banget.
Karena gue nggak tahan lagi, akhirnya gue relakan sedikit dari gas di pantat gue yang mulai berontak itu untuk keluar.. Yahh.. setidaknya kalo gue keluarin pelan-pelan, tekanan di pantat gue nggak bakal sekencang ini.. sehingga proses pup bisa di delay.. pikir gue.. Dan setelah gue lakuin hal itu, gue mulai merasa sedikit lega.. tapi gue melakukan ini dengan mengambil ancang-ancang dengan efek volume full..
Sampe akhirnya.. Ditambah efek zoom-in-zoom-out di lobang idung seperti di sinetron-sinetron sachetan di tipi.. sehingga gue teriak makin kenceng.. dan bilang enakkkkk.. perut gue makin kegencet.. dan.. Yah.. "keluar" dikit deh..
Setelah itu gue langsung ganti baju dan mulai tidur berharap kentut gue kembali redaa..
Udara dingin mulai merasukin tubuh, matahari mulai muncul menampakan dirinya. Sehingga gue mulai bergegas untuk pergi ke puncak melihat kebesaran kuasa tuhan. Dari pos 3 menuju puncak cukup panjang sekitar 5 jam perjalanan. Medan yang cukup terjal karena vegetasi pepohonan mulai berkurang. Hampir sama yang menemani gue ke puncak si ajudan gue si Ghajal. Selama Perjalan gue mulai bosan karena udara dingin selalu membuat gue ingin kentut dan berharap ajudan gue nggak tewas mimisan.
Akhirnya gue tiba di Puncak bukan main bahagiannya ketika loe tau kalau di puncak nya itu ada kawah belerang. Aroma kawah belerang menusuk hingga kedalam sukma.. Sehingga kalau gue kentut dengan volume besar dan menimbulkan bau tidak sedap itu tandanya bau kawah belerang.
Nggak berlama-lama gue dipuncak karena aroma busuk belerang bikin gue pusing. Akhirnya gue bergegas turun. tapi sebelum turun gue foto-foto dulu sama tim.
Tidak berlangsung lama Nah, di situ gue kembali merasakan kebelet boker stadium akhir tepatnya stadium Korolofil..
Dimana kuncup pantat gue mulai merekah.. Gue bingung banget gimana buat menangani keadaan semacam ini.. Gue nggak mungkin keluar dari kelasterjun bebas atau gue boker di alam vegetasi tanpa ditutupin pohon dan dilihat orang banyak hanya untuk boker.. Dan kebetulan gue baru habis dari puncak, masih ada sisa aroma kawah belerang. Gue panik.. Gue ngeden.. Saking gue mules pengen keluar sesuatu akhirnya gue keringet dingin, mata merah, pucat, dan gue mulai kejang-kajang..
Saat itu tercetus ide untuk mengeluarkan "Gas" yang menekan isi pantat untuk keluar.. Sehingga gue pun meregangkan pantat dan mencoba menghembuskan gas itu pelan-pelan.. So, tekanan yang mendorong pantat gue mulai berkurang sampai gue turun ke bawah di tempat bascamp. Ajudan gue yang setia menjadi partner gue? Kena Serangan Jantung, dan Tewas mimisan..
Sampe akhirnya.. Ditambah efek zoom-in-zoom-out di lobang idung seperti di sinetron-sinetron sachetan di tipi.. sehingga gue teriak makin kenceng.. dan bilang enakkkkk.. perut gue makin kegencet.. dan.. Yah.. "keluar" dikit deh..
Setelah itu gue langsung ganti baju dan mulai tidur berharap kentut gue kembali redaa..
Udara dingin mulai merasukin tubuh, matahari mulai muncul menampakan dirinya. Sehingga gue mulai bergegas untuk pergi ke puncak melihat kebesaran kuasa tuhan. Dari pos 3 menuju puncak cukup panjang sekitar 5 jam perjalanan. Medan yang cukup terjal karena vegetasi pepohonan mulai berkurang. Hampir sama yang menemani gue ke puncak si ajudan gue si Ghajal. Selama Perjalan gue mulai bosan karena udara dingin selalu membuat gue ingin kentut dan berharap ajudan gue nggak tewas mimisan.
ajudan gue mulai sesak napas ketika tiap menit gue bilang "gue pengen kentut" |
Akhirnya gue tiba di Puncak bukan main bahagiannya ketika loe tau kalau di puncak nya itu ada kawah belerang. Aroma kawah belerang menusuk hingga kedalam sukma.. Sehingga kalau gue kentut dengan volume besar dan menimbulkan bau tidak sedap itu tandanya bau kawah belerang.
udah mulai sampai puncak.. ekspresi nahan boker ! |
angkat tangan mu dan bunyilah suara kentut ! |
Nggak berlama-lama gue dipuncak karena aroma busuk belerang bikin gue pusing. Akhirnya gue bergegas turun. tapi sebelum turun gue foto-foto dulu sama tim.
rame-an orang.. |
foto sebagian orang aja. |
Sama Ajudan gue, foto ini diambil ketika dia masih punya nyali buat mencium aroma kentut ! |
Napas gue tinggal di ujung bau coyy ! |
Loe berak apa raa.. bau banget anjit kentut loe! |
Tidak berlangsung lama Nah, di situ gue kembali merasakan kebelet boker stadium akhir tepatnya stadium Korolofil..
pengen boker tapi inget nggak banyak tumbuh pohon disini.. |
Dimana kuncup pantat gue mulai merekah.. Gue bingung banget gimana buat menangani keadaan semacam ini.. Gue nggak mungkin keluar dari kelasterjun bebas atau gue boker di alam vegetasi tanpa ditutupin pohon dan dilihat orang banyak hanya untuk boker.. Dan kebetulan gue baru habis dari puncak, masih ada sisa aroma kawah belerang. Gue panik.. Gue ngeden.. Saking gue mules pengen keluar sesuatu akhirnya gue keringet dingin, mata merah, pucat, dan gue mulai kejang-kajang..
Saat itu tercetus ide untuk mengeluarkan "Gas" yang menekan isi pantat untuk keluar.. Sehingga gue pun meregangkan pantat dan mencoba menghembuskan gas itu pelan-pelan.. So, tekanan yang mendorong pantat gue mulai berkurang sampai gue turun ke bawah di tempat bascamp. Ajudan gue yang setia menjadi partner gue? Kena Serangan Jantung, dan Tewas mimisan..
detik detik ketika aroma kentut bersaing dengan bau belerang. |
Ket:
Foto yang ada disini hanya sedikit karena tas gue hilang !
Rasaakannn kentut gue !!!! |
Gue harap cerita ini dapat membantu kalian semua untuk bisa meng-eksplore kentut di muka umum dan di mana saja. jangan malu untuk kentut dan jangan ditiru kalo kalian nggak punya banyak nyali,.
kalau kalian punya cerita kentut bisa coment dibawah ya gengs,
SALAM LESTARI INDONESIA !