Tahukah kau setiap hari aku menghitung hujan yang turun? ,
Menghitung tetes demi tetes yang tiada habisnya. Sendirian...
Karena kau tak pernah ada. Karena kau tak pernah sadar. Karena kau selalu tiada.
Tahukah kau setiap hari aku menghitung hujan yang turun?
Menghitung tetes demi tetes, cintaku padamu yang mulai berhamburan
Berhamburan jatuh dan menghilang ditelan bumi.
"Bersamamu selalu menyenangkan." Nana merebahkan kepalanya ke pundak Rangga. Tersenyum sambil menatap hujan yang turun. "Jangan tinggalkan aku ya."
"Bersamamu selalu menyenangkan." Nana merebahkan kepalanya ke pundak Rangga. Tersenyum sambil menatap hujan yang turun. "Jangan tinggalkan aku ya."
"Tidak akan."
"Apakah kita bisa begini selamanya?"
"Selamanya sayang, yakinlah kepadaku."
"Kau tidak menyesal melamarku padahal aku belum lulus kuliah?"
Rangga tersenyum lembut,
"Kenapa tidak? Kau bisa menikah, dan tetap kuliah."
"Benar juga." Nana tertawa, "Tetapi hanya kau yang bekerja untuk rumah tangga kita nanti."
"Siapa bilang?" Rangga mengerutkan keningnya, pura-pura tampak serius. "Aku akan menagihkan semua pengeluaran yang kukeluarkan untukmu begitu kau lulus kuliah dan menerima gaji pertama di pekerjaanmu."
Mereka lalu tertawa bersama, sambil menatap hujan turun.
"Aku mencintaimu Nana. Aku berjanji akan membahagiakanmu, sekarang, ataupun nanti setelah kita menikah. Apapun yang terjadi, kau harus tahu. Jantungku ini akan selalu berdetak, hanya untukmu."
***
Selamanya sayang, yakinlah kepadaku......Jantungku ini akan selalu berdetak, hanya untukmu..."
Kalimat itu terngiang ditelinga Nana sederan aliran hujan yang turun, sekarang, di depan makam Rangga dengan tanah merah yang masih basah. Apakah Rangga kedinginan di bawah sana? Pertanyaan itu menggayutinya, menghancurkan hatinya, membuatnya memeluk dirinya sendiri yang gemetaran.
Nana tidak pernah membayangkan ini akan terjadi. Sampai dengan kemarin, yang terbentang di depannya adalah kebahagiaan, kebahagiaannya bersama Rangga. Tetapi ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kekasihnya direnggut dari sisinya tepat sehari sebelum pernikahan mereka. Rangga meninggal karena kecelakaan, ketika mencari rangkaian buket bunga untuk pengantinnya di saat-saat terakhirnya.
Mereka bilang jenazah Rangga menggenggam bunga itu ketika ditemukan.... bunga mawar putih dengan kelopaknya yang hancur berguguran terkena benturan....bunga itu tidak putih lagi, berubah merah, terpercik darah Rangga. Dan jantung Rangga sudah berhenti berdetak. Sudah tidak berdetak untuk Nana lagi, terkubur diam di sana, dalam tanah yang dingin, tidak terjangkau.
Apakah yang dipikirkan Rangga pada saat-saat terakhirnya? Nana mengernyit, tak mempedulikan hujan deras yang membasahi pakaian dan rambutnya sampai kuyup, dia berdiri dengan tegar, di depan makam itu, menatap nisannya dengan nanar. Apakah Rangga memikirkan dirinya? Pernikahan mereka? Air mata mulai menetes lagi di mata Nana, mata yang sudah kelelahan meneteskan kesedihannya. Bagaimana mungkin Rangga meninggalkannya seperti ini? Bagaimana mungkin Rangga tega? Nana berhak marah bukan? Tetapi apa gunanya dia marah? Rangganya sudah tidak ada, dan kesedihan sudah menelannya sampai remuk redam.
Pelaminan itu kosong sekarang, tak akan pernah ditempati. Persiapan pesta berubah menjadi duka yang kelabu dan tumpahan air mata. Hati Nana hancur, hancur sejak Rangga pergi meninggalkannya, selamanya.
***
Nana mendesah, menyelipkan rambutnya ke belakang telinga sambil menatap ke arah langit. Ini masih jam dua siang, tapi mendung menggayut seakan terlalu berat membawa isiannya yang kelabu, membuat langit makin menggelap. Hujan yang turun pasti akan deras sekali. Nana menoleh ke kiri dan kanan dengan cemas, angkot yang ditunggunya belum tampak juga. Kalau sampai hujan deras turun dan dia belum dapat angkot, Nana akan kehujanan.
Dia harus mencari tempat berteduh. Putusnya ketika rintik-rintik hujan mulai membasahi tubuhnya, menimpa kepalanya. Pandangannya terpaku pada sebuah cafe di sudut jalan. Cafe itu tampak nyaman, dengan kanopi hijau dan tulisan "Warung Kopi Purnama" dengan huruf putih dan merah tebal berlatar hitam tergantung di ujung depan, seolah-olah memanggilnya. Itu warung kopi kuno, alih-alih seperti sebuah coffe shoop, malahan lebih mirip bangunan masa lampau yang salah tempat di tengah-tengah gedung-gedung ruko yang begitu tinggi.
Sejenak Nana merasa ragu, tetapi hujan turun makin deras, hingga dia akhirnya memutuskan masuk. Suasana tampak sepi, dan ternyata bagian dalam warung kopi itu lebih bagus daripada bagian luarnya. Seperti cafe jaman belanda, dengan dinding berwarna krem dan kursi meja yang terbuat dari kayu jati, dengan hujan yang turun deras di sana, suasana tampak lebih dramatis.
Ini adalah jenis cafe dimana Nana bisa duduk berjam-jam tanpa bosan. Nana duduk, lalu memesan secangkir kopi, dan roti bakar sebagai temannya. Sepertinya dia akan lama di sini menunggu hujan, jadi tidak ada salahnya dia memesan makanan. Nana menolehkan kepalanya ke sekeliling. Suasana Cafe cukup sunyi, hanya ada beberapa orang yang duduk menikmati kopi di sana, mungkin berteduh, mungkin juga sedang bernostalgia.
Ketika pesanannya datang, Nana mengeluarkan buku, tetapi setelah beberapa lama mencoba berkonsentrasi membaca, dia menyerah. Hujan itu menghalau konsentrasinya, dia lebih tertarik menatap hujan, menghitung helaan buliran air yang menghempas tanah, dan mengenang Rangga. Hari itu juga hujan, ketika Rangga kecelakaan. Apakah hujan jugakah yang membunuh kekasih hatinya?
Suara berisik di pintu mengalihkan perhatian Nana dari hujan, dia mengernyit dan terpana menatap sosok yang memasuki pintu dengan rambut basah. Rangga?
Sejenak jantung Nana berdegup kencang. Tetapi kemudian kesadarannya kembali, itu sudah pasti bukan Rangga. Rangganya sudah meninggal karena kecelakaan itu, dia sendiri yang menaburkan bunga terakhir ke sana sebelum mereka mengubur jenazahnya. Bagaimana bisa dia mengira orang ini sebagai Rangga?
Lelaki itu menatap ke arah Nana, lalu berkedip sejenak, kemudian mengalihkan matanya, dan melangkah menuju sudut lain di warung kopi itu, Nana terus mencuri-curi menatapnya, mencoba menemukan jawaban. Lelaki ini tidak mirip dengan Rangga, apalagi penampilannya berbeda. Rangga selalu rapi, sederhana dan tampan dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya. Sedangkan lelaki ini berbeda, lebih urakan, lebih santai sekaligus elegan dengan rambut cokelat tua dan mata cokelat muda, hidung mancung dan bibir tipis yang sangat sesuai dengan keseluruhan wajahnya yang maskulin. Lelaki ini begitu tampan, seperti lukisan. Jenis lelaki yang sudah pasti dihindarinya, karena pasti seorang pemain perempuan.
Dengan gugup Nana meneguk kopinya, berusaha menenangkan diri. Kenapa dia begitu tertarik dengan lelaki ini, seolah tidak mampu mengalihkan pandangannya? Dan kenapa dia langsung teringat kepada Rangga? apa karena caranya memasuki ruangan? dengan rambut basah tapi tidak peduli, khas Rangga. Dan kenapa pula Rangga terus memenuhi pikirannya, bahkan ketika dia sudah ingin melangkah, meninggalkan masa lalu dan melupakan Rangga? Apakah ini pertanda bahwa dia tidak boleh melupakan kekasihnya itu?
***
"Mungkin kau salah lihat, atau kau terbawa lamunan sehingga kau berpikir lelaki itu tampak mirip dengan Rangga." Nirina melirik ke arah sahabatnya yang begitu murung setelah bercerita.
Nana menghela napas, "Masalahnya lelaki itu tidak mirip dengan Rangga. Dia lebih seperti pangeran hedonis yang salah tempat di warung kopi itu."
"Kalau kau sebegitu penasarannya, kenapa kau tidak mendekati laki-laki itu?"
Nana mengerjapkan matanya, "Aku... aku takut..."
"Takut apa? Takut jadi korban pesona sang pangeran hedonis?" Nirina terkekeh
Bukan. Gumam Nana dalam hati. Aku takut kalau aku sudah gila dan mengira semua orang sebagai Rangga. Aku takut kalau ternyata aku hidup di dunia khayalanku selama ini.
Nirina menatap Nana dengan simpati, sahabatnya itu masih sering melamun dan tampak sedih, bahkan setelah setahun kematian Rangga. Ya, siapa juga yang tidak sedih, ditinggalkan kekasihnya sehari sebelum pernikahan mereka, kalau Nirina mungkin tidak akan bisa setegar Nana menghadapinya.
"Datanglah ke sana lagi."
"Apa?" Nana mendongakkan kepalanya, mengernyit.
"Datanglah ke warung kopi itu lagi, mungkin saja kau akan berjumpa laki-laki itu lagi, Entah dia memang mirip Rangga atau dia hanya halusinasimu, setidaknya kau tidak akan bertanya-tanya lagi."
***
Nana melangkah ragu memasuki warung kopi itu. Hari ini, tepat seminggu kemudian, pada jam yang sama, hari yang sama. Dia duduk dan memesan seperti biasa, lalu menunggu sambil mengeluarkan buku bacaan yang selalu dibawanya kemana-mana, terjemahan novel sastra inggris lama lama, berjudul Jane Eyre.
Hari ini juga sama, hujan turun begitu deras di luar, mendung membuat langit menghitam, sehingga suasana sore ini tampak seperti malam. Dan Nana menunggu. Menunggu laki-laki yang mirip Rangga itu.
Lama. Hampir satu jam Nana menunggu, tetapi lelaki itu tak kunjung datang. Mungkin dia tak akan datang lagi, Nana mendesah. Mungkin kemarin memang hanya halusinasinya. Halusinasi yang muncul kala hujan turun. Karena dia terlalu merindukan Rangga...
Warung kopi itu sudah hampir tutup karena sore sudah menjelang. Dan meskipun hujan masih turun dengan derasnya di luar, Nana mengemasi tasnya, kemudian melangkah pergi. Dengan gontai, dia berjalan menyusuri trotoar, berpayungkan payung kecil warna merah hati. Entah kenapa dia merasakan sebersit kekecewaan karena ternyata laki-laki itu tidak ada. Yah, lagipula apa yang diharapkannya? Mana mungkin sebuah kebetulan terjadi dua kali?
"Nona. Tunggu sebentar."
Langkah Nana terhenti ketika menyadari panggilan itu ditujukan kepadanya. Kepada siapa lagi? Trotoar itu sepi karena semua orang memilih berteduh di dalam, menghindari hujan deras.
Dengan hati-hati Nana membalikkan badannya, dan untuk kesekian kalinya.... tertegun.
Lelaki itu. Dan memang tidak mirip dengan Rangga. Sedang melangkah tergesa mengejarnya, tanpa mempedulikan baju dan rambutnya yang basah kuyup di terpa hujan. Novel Jane Eyre-miliknya terlindung dalam lengan laki-laki itu.
***
"Kau meninggalkannya di meja ." Lelaki itu berdiri, begitu tinggi menjulang di atas Nana, membuat Nana harus mendongakkan kepalanya ketika menatapnya.
Ketika Nana tidak berkata apa-apa, lelaki itu terkekeh, "Aku biasanya mampir di warung kopi itu pukul empat, sepulang kuliah, tetapi hari ini terlambat, karena hujan deras membuat jalanan macet dan banjir, ketika aku datang cafe sudah hampir tutup dan aku melihat buku itu di meja, dan melihatmu melangkah di trotoar ketika aku masuk. Betul bukan ini bukumu?" Lelaki itu mengulurkan bukunya, suara laki-laki itu mengeras, mencoba mengalahkan derasnya hujan.
Nana masih terpana menatap sosok itu, kemudian mengerjap ketika mendapati lelaki itu menatapnya dengan bertanya-tanya, dia lalu menganggukkan kepalanya dan menerima buku itu, dengan hati-hati memasukkannya ke dalam tasnya.
"Terimakasih."
"Sama-sama. Namaku Reno."
Nana menelan ludahnya,
"Oh...aku Nana." dengan gugup dia menghela napas. Sudah selesai. Lelaki ini sama sekali tidak mirip dengan Rangga, mungkin Nana memang sudah sedikit gila, mengira semua lelaki sebagai Rangga . Nana mencoba membalikkan tubuhnya, "Terimakasih, aku.. aku harus pergi."
"Nana." Reno menggenggam tangannya, menahan Nana, ketika Nana hanya terdiam dan melirik tangan Reno yang mencengkeram tangannya, lelaki itu langsung melepaskannya dan berdiri dengan gugup.
"Eh.. maaf, aku merasa, mungkin kita bisa lebih mengenal lagi. Aku juga suka membaca, meskipun sastra inggris kuno bukanlah kesukaanku." Reno tampak terkekeh lagi, begitu ceria. "Kau akan sering ada di warung kopi itu kan?"
Nana tercenung. Beranikah dia? Bertemu lagi dengan lelaki ini? Hening yang lama, kemudian dia mengangguk,
"Mungkin aku akan datang ke sana, ketika aku ingin menikmati secangkir kopi dan menghitung hujan." jawabnya pelan,
Reno mengangguk, "Menghitung hujan, istilah yang bagus, itulah yang sering kulakukan setiap sore di warung kopi itu. Semoga aku beruntung bisa menjumpaimu lagi di sana. Sampai jumpa Nana."
Dan kemudian lelaki itu membalikkan tubuhnya, berlari menembus hujan deras. Nana terpaku menatapnya, sampai bayangan lelaki itu tertelan kabut hujan.
***
"Jadi, kau tidak berani ke sana lagi?" Nirina menatapnya dengan mencemooh, "Kau menjanjikan sesuatu pada seseorang, lalu kau mengingkarinya."
Nana memalingkan muka, tidak kuat menanggung rasa bersalah, Memang dia pengecut. Sangat pengecut. Ini sudah satu bulan sejak pertemuannya dengan lelaki bernama Reno yang sangat mirip Rangga itu, dan Nana sama sekali tidak berani menginjakkan kakinya ke warung kopi itu. Dia... takut, entah kenapa.
"Untuk apa aku ke sana Nirina? toh aku hanya memandang lelaki itu sebagai pengganti Rangga, sebagai orang yang entah kenapa mirip dengan Rangga."
"Tetapi dia bukan Ranggamu, kau sendiri yang bilang kalau penampilan mereka berbeda."
"Dia tetap mirip Rangga. Bukan dari segi fisik, dia mirip dengan cara yang berbeda." Dan Jantungku berdebar setiap ada di dekatnya. Nana mendesah, putus asa.
Nirina menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nana. Kau tahu, aku sedih melihatmu terpuruk seperti ini. Sudah setahun sejak kematian Rangga, dan kau seharusnya sudah melangkah. Kau masih muda, jalanmu masih panjang. Mungkin Tuhan punya misteri dan rencana tersendiri mempertemukanmu dengan lelaki yang mirip Rangga, mungkin. Dan kau tidak akan mengetahui rencana apa itu, kalau kau takut melangkah."
"Jadi menurutmu aku harus menemui laki-laki itu?"
Nirina mengangkat bahunya, "Mirip atau tidak dengan Rangga. Setahuku, laki-laki itu adalah satu-satunya yang kau pikirkan selain Rangga. Temuilah dia."
***
"Hai." Nana berdiri gugup, di depan laki-laki itu yang sedang menundukkan kepala, tenggelam dalam bacannya.
Reno mendongakkan kepalanya. Sekejap dia mengerjapkan matanya, seolah terkejut, tetapi kemudian senyumnya terkembang,
"Nana." senyumnya makin melebar, "Duduklah."
"Kau ada di sini setiap sore?" Nana mengalihkan pandangan ke luar. Entah kenapa hujan turun lagi dengan derasnya, dan entah kenapa nana tidak kuat menghadapi pandangan tajam laki-laki itu.
"Setiap sore." Reno meletakkan bukunya, "Sepertinya kau sangat sibuk ya."
Nana menganggukkan kepalanya gugup. Dia tidak sibuk apa-apa. Dia cuma tidak berani datang dan menemui Reno, tetapi kebohongan itu sudah meluncur mulus di bibirnya.
"Aku sibuk dengan kuliah dan pekerjaan rumahku bulan ini, jadi tidak sempat keluar-keluar,"
Reno menatapnya memaklumi. Meskipun Nana sadar, Reno jelas-jelas mengerti bahwa Nana sudah berbohong kepadanya.
"Aku senang pada akhirnya kau bebas dan bisa datang." Lelaki itu menunjukkan sampul buku yang dibacanya, "Lihat aku sudah menyelesaikan satu set buku ini sambil duduk di sini setiap hari.
Nana melirik ke sana. Bacaan itu tidak dikenalnya, bukan tipe bacaan yang disenangi Nana.
"Kau tidak tahu ya. Ini novel karangan Michael Scott, yang ada di tanganku ini adalah buku ke enam dari serial The Secret of The Immortal Nicholas Flamel, yang ini judulnya The Enchantress." Reno tetap menjelaskannya meskipun judul buku itu sudah tertera jelas di halaman depannya, membuat Nana tertawa.
"Kenapa kau tertawa?"
"Tidak." Nana menahan kekehan gelinya, "Hanya saja buku itu bukan tipeku."
"Ah tentu saja. Kau penggemar bacaan romansa gelap dari masa lalu, kisah pengasuh yang jatuh cinta kepada majikannya yang dingin, kejam dan tak berperasaan tetapi sebenarnya romantis." Reno mencibir, "Tipikal bacaan perempuan."
"Tapi kau tahu isi Jane Eyre, berarti kau membacanya."
Reno memutar bola matanya, "Aku ingin tahu, ketika melihat seorang perempuan meninggalkannya di meja sebuah cafe, jadi aku mencari tahu dan membacanya."
Nana terpana, lalu tersenyum. Hatinya terasa hangat, entah kenapa. Sudah lama sekali dia tidak merasakan kehangatan ini. Sama seperti dulu, ketika bersama Rangga, berdebat masalah buku di tengah hujan, perasaannya sama. Dan meskipun secara fisik Reno berbeda jauh, lelaki ini mengingatkannya kepada Rangga. Mengingatkannya kepada masa-masa bersama Rangga.
"Kau belum memesan. Aku rekomendasikan kau membeli roti Palm Suiker sebagai teman minum kopimu." Lelaki itu mengedipkan matanya ke arah buku menu.
Nana mengernyit. Biasanya dia hanya memesan roti bakar standar sebagai teman minum kopinya di sini, "Apakah enak?"
"Enak kalau sambil minum kopi diiringi hujan, sambil menyantap selembar roti sederhana yang ditaburi brown sugar dengan aroma harum yang khas."
"Kau membuat air liurku keluar." Nana tertawa, lalu memesan roti itu, dan secangkir kopi. "Sampai di mana kita tadi?"
"Sampai ketika aku bilang bahwa perempuan selalu menyukai tipikal penjahat romantis di buku-buku roman mereka."
Dan percakapan itu berlanjutlah. Di tengah hujan deras yang mengiringi di luar, diantara harumnya uap beraroma kopi dan harumnya roti yang baru keluar dari pemanggangan. Nana terlarut bersama Reno, di sebuah warung kopi yang temaram.
***
Bersambung ke Part 2 ..
Cerita ini karya Sandy Agatha
Hai para alayersss..!!!!
Kamu tahu dubsmash gak? Tahu dong ya. Pernah nggak sih kalian main Dubsmash?? Pernah lah ya pastiii.. Itu loh aplikasi video lip-sync berbasis smartphone ini sebenernya udah dirilis dari November tahun lalu sih 2015. Cuma gue baru bahasnya sekarang. Wkwkkwkw .. tahun lalu aplikasi ini jadi tren banget lah yaaahhh. Gak cuma orang biasa kayak loe aja, tapi banyak juga dari kalangan artis yang bikin video ini.
Yeahhh waktu booming jaman dubsmash gue sering banget nih lipsing pakai dubsmash. ada beberapa video yang gue buat nanti video nya gue share di bawah dan kalian bisa nonton video nya seperti apa.
Sedikit cerita tentang video dubsmash yang pernah gue buat. Jadi tuh di dalam video nya gue berperan sebagai mak lampir dan wajah gue dibuat menyerupai setan. Riasan wajah gue sebenernya itu masker putih. yaaa.. wajah gue di buat kaya gitu ceritanya habis maskeran dan merasa bosan menunggu kering masker yaudah deh gue buat video dubsmash.
HAHAHAAHAHAH..
Gue seneng waktu gue buat video ini untungnya gue lagi jomblooo tapi banyak lah ya gebetan, selingkuhan juga.. Untungnya saat detik-detik upload video ini di instagram dan di semua sosmed calon pacar kaga tau, aliassss nggak pernah liat video gue ini. wkwkwkwkwkwk..
Terus kenapa sekarang loe publish di blog dan yutube loe tiii?
ya pengen nambah ilmu ajabuat kalian, ehhhh tapiii ini video nggak ada faedahnya juga kalau loe liat wkwkwkwkwk.
Seinget gue, bikin video ini waktu gue skripsi karena streeessss akhirnya gue buat video ini. alhasil begini lah jadi nya..
Gue nggak bisa bayangin ini video viral waktu gue punya anak, pas liat nanti Emak nya pernah bikin video bokep begini. Eh maksudnya video kocak.. wkwkwkwkwk
Nanti anak gue ngomong "Mahh, deede liat video mama di yutube, mama bikin dedek malu."
Terus gue ngomong "nak, maafin mama yaahhh.. mama buat ini waktu mama makan mecin jadi begini. kamu jangan kaya mama yahh.. jadi lah anak yang membanggakan ortu nya."
Anak gue bilang "Nggak apa-apa mah yang penting mamah dapet duit dari cerita ini"
wkwkwkwk jadi mungkin seperti itu..
Ini video keduanya bisa di lihatttttttttt...
Gimana, loe cekikan kan nontonnya? Apa, loe gak sama sekali ketawa?! Ah, mungkin sense of humor-nya loe aja yang kurang nih. Kamu abis putus cinta ya, atau cinta kamu ditolak, makanya jadi susah ketawa.
Hina -hina ajaa lah di kolom komentar.. share juga video kalian kalau video nya mau di tonton..
Selamat malam masyarakat!!!!
Hai para menikmat makan gratis dan mencari makan gratis, mau tau gimana cara makan gratis, ??
Waktu jaman-jamannya gue kuliah gue pernah buat video tips makan gratis ala gue, dulu gue buat video ini saat tugas kampus mata kuliah video editing.
Nih buat kalian yang mau liat hasil video gue.
Sedikit cerita nih, di beberapa cerita pertama menjelaskan gue ngomong panjang lebar mengenai isi video gue. Next, di beberapa part lagi gue lagi makan di kondangan. Emang sih makan di kondangan itu gratis loe cuma tingal modal amplop dan duit beberapa lembar aja juga bisa. Dan waktu pegambilan gambar di dalam video nya ngeblur bangetttt, maklum bokap gue yang ngambil gambar . sampe gue take 10 kali ngambil makan. gila ya bokap gue. sengaja banget bikin perut gue buncit.
Yeappp video ini pakai greenscreeen yang alhasil menggunakan efek background yang cupu nggak kaya video sekarang. wkkwwkkwkw
beberapa part ada yang bikin boring yaitu saat gue ngomong panjang lebar belepetan di akhir segmen. Masyallah kalau gue liat video ini berasa gue orang paling tercupu yang pernah ngomong.
wkwkwkwkwkw. maklum jaman dulu pertama kali nya gue pakai greenscreen dan gue NORAKKKKK abisssss..
Proses pembuatan ini waktu tahun 2013, di beberapa part scene ini ada mantan gue lhoo yang seolah-olah berperan jadi pacar. etssssssss...
Emang dia pacar gue, TAPI DULU YAAA... sekarang mah udah putus.. Putus karena emang bukan jodoh ya.
Kalau sekarang bukan dia lagi.. wkwkwkwkww...
Udah lah yah, nggak usah ngomongin mantan. nanti aja kalau gue udah siap ngomongin mantan-mantan gue. Tapi sebelum kalian play video gue alangkah baiknya kalian tahan ketawan.
Nggak usah gue masukin gambar juga ya disini karena itu tidak baik untuk mantan gue. wkwkwkwkwk.(padahal nggak mau mengungkin masalalu yang kelam).
Njirrrrrrrrrrrrr...
Dan di segmen terakhir ada beberapa cerita yaitu Nginep di kamar kosan temen. Yepppppppp..
dan disini gue memakai background kamar kosan gue. Yang tiduran disana adalah teman sekamar gue yang pernah gue ceritain di blog gue KONDE WANITA BERPONI. Baca ada dulu nih biar tau dia kaya apa.. sama pele nya kaya gue..
Yaudahlah ya.. dari pada berlama-lama dan penasaran video gue kaya apa? yang berdurasi 3 Menit..
wwkkwkwkwkw sampah sih emang video nya.. asli loe bakalan bilang ''SAMPAH, BANGKE, KAMPRET dan apapun ituuu..
Kalau kalian punya video di yutube share aja di kolom coment siapa tau bisa gue liat. Jangan lupa baca cerita yang lain ya!!!
Salam MISKIN!!!!
Hai para menikmat makan gratis dan mencari makan gratis, mau tau gimana cara makan gratis, ??
Waktu jaman-jamannya gue kuliah gue pernah buat video tips makan gratis ala gue, dulu gue buat video ini saat tugas kampus mata kuliah video editing.
Nih buat kalian yang mau liat hasil video gue.
Sedikit cerita nih, di beberapa cerita pertama menjelaskan gue ngomong panjang lebar mengenai isi video gue. Next, di beberapa part lagi gue lagi makan di kondangan. Emang sih makan di kondangan itu gratis loe cuma tingal modal amplop dan duit beberapa lembar aja juga bisa. Dan waktu pegambilan gambar di dalam video nya ngeblur bangetttt, maklum bokap gue yang ngambil gambar . sampe gue take 10 kali ngambil makan. gila ya bokap gue. sengaja banget bikin perut gue buncit.
Yeappp video ini pakai greenscreeen yang alhasil menggunakan efek background yang cupu nggak kaya video sekarang. wkkwwkkwkw
beberapa part ada yang bikin boring yaitu saat gue ngomong panjang lebar belepetan di akhir segmen. Masyallah kalau gue liat video ini berasa gue orang paling tercupu yang pernah ngomong.
wkwkwkwkwkw. maklum jaman dulu pertama kali nya gue pakai greenscreen dan gue NORAKKKKK abisssss..
Emang dia pacar gue, TAPI DULU YAAA... sekarang mah udah putus.. Putus karena emang bukan jodoh ya.
Kalau sekarang bukan dia lagi.. wkwkwkwkww...
Udah lah yah, nggak usah ngomongin mantan. nanti aja kalau gue udah siap ngomongin mantan-mantan gue. Tapi sebelum kalian play video gue alangkah baiknya kalian tahan ketawan.
Nggak usah gue masukin gambar juga ya disini karena itu tidak baik untuk mantan gue. wkwkwkwkwk.(padahal nggak mau mengungkin masalalu yang kelam).
Njirrrrrrrrrrrrr...
Dan di segmen terakhir ada beberapa cerita yaitu Nginep di kamar kosan temen. Yepppppppp..
dan disini gue memakai background kamar kosan gue. Yang tiduran disana adalah teman sekamar gue yang pernah gue ceritain di blog gue KONDE WANITA BERPONI. Baca ada dulu nih biar tau dia kaya apa.. sama pele nya kaya gue..
Yaudahlah ya.. dari pada berlama-lama dan penasaran video gue kaya apa? yang berdurasi 3 Menit..
wwkkwkwkwkw sampah sih emang video nya.. asli loe bakalan bilang ''SAMPAH, BANGKE, KAMPRET dan apapun ituuu..
Kalau kalian punya video di yutube share aja di kolom coment siapa tau bisa gue liat. Jangan lupa baca cerita yang lain ya!!!
Salam MISKIN!!!!
Hai para tuna asmara.. sedikit cerita sih pengalaman pribadi sihhh karena gue nggak bisa main gitar jadi nya gue mau cerita tentang cowok gue bisa main gitar...,
Kalian punya pacar?
Pacar kalian pelit untuk
romantis?
Pacar kalian jago main alat
musik?
Pacar kalian adalah pacar
orang? *ehhhhhh salah..
Katanya, orang pelit itu
kuburannya sempit. Menurut gue, pelit atau nggak pelit, kuburannya mah bakal
sempit. Paling ukurannya cuma 2x1 meter. Mana ada yang ukuran kuburannya 3
hektar dilengkapi dapur, kolam renang dan gym?
Yeap gue punya cowok dan cowok
gue itu pelit banget untuk soal urusan hal-hal yang dianggap wanita itu
romantis tapi menurut cowok gue itu adalah hal yang basi dan norak. Gini nih,
kadang gue jadi sebel, kesel, emosi dan ngambek sampai-sampai gue mau lempar
tai kebo kemuka nya ketika gue minta cowok gue untuk sedikit lebih romantis dia
malah sok acuh dan punya banyak seribu alasan.
Kannnn sueeeeeeeeeeeee banget
yaa...
Jadi gini, cowok gue itu jago banget yang namanya main gitar. Terus dia bisa main gitar sambil khayang dan teknik untuk metik gitar nya itu sampe tangannya kaya orang lagi cebok di jambann.. Dan dia itu,, Apa ya istilahnya kalau bantu-bantu band manggung? Yeahhh cowok gue pernah jadi pembantu ya gugun blues shelter. Bukan main kan.. mantan anak band dulu. Yang namanya anak band pasti punya banyak cewek ya, Tapi ngaku sama gue belum pernah pacaran tapi gebetannya banyak.. Ya, allahhu alam.. gue enggak tau dia bohong atau benerannn bilang ke gue kaya gitu.
Yasudah jadi, Yang namanya
cewek punya pacar jago main gitar ituuu rasanya pasti bahagia banget, sebelum
tidur gitu ngebayangin dia mainn gitar dengan ditemanin lampu petromak, pake
oborrr buat menghangatkan suasana dan alunan musik indah yang mengiringi
kemesraann. Atauuuuu.. saat hari kebahagian ulangtahun dia memainkan gitar nya
dengan sangat romantis dan di iringin tanjidorrrr.. siapa yang yang nggak suka
.. loe semua juga pasti suka kan.
Pasti kalau kalian punya pacar
kaya gitu pasti minta pacarnya buat main gitar. Nahhhhhhhh... semua nya
berbanding terbalik broooo dari yang semua gue ceritainn.. Cowok gue jago
main gitar tapi waktu gue minta dia buat main gitar, dia selalu berkelit dengan
seribu alasan kaya orang lagi ketahuan selingkuh.
Dulu setelah gue beberapa bulan
jadian dengan dia, gue baru tau kalau dia itu jago minta ampun main gitar nya
mendengar dari cerita-cerita nya cowok gue. Suatu ketika gue meminta cowok gue
untuk bermain gitar via whatsapp dan Begini
percakapannya;
Dalam hati gue. Ettt ini orang cerita sama gue pernah jadi mantan pembantu band gugun blues shelter tapi bilanggnya ngga bisa main gitar.
Nggak dijawab bales tuh sampe korea utara dan korea selatan pisah ranjang. Akhirnya dibales juga tuh.. setelah gue meminum cairan sianida dan hidup kembali dia bales.
Habis telponan selesai gue ngerasa pengen lempar garem biar dia
lenyap.. sebel banget kann gondok ya sampe leher gue jadi gondongan dia tetep
kaga mau. Berulang-ulang terusss gue meminta dia untuk bermain gitarr, sampe
gue menjalanin pacaran dengan dia hampir 1 tahun lewat dia tetep nggak pernahh
mau memaikan musik gitar buat gue. Well, gue memutuskan untuk berhenti memohon
dan meminta dia bermain gitarrr. Sampai suatu ketikaaaa akhirnya dia luluh dan
mau memainkan gitar nya untuk gue.
Arrrrrgggggggghhh.. rasanya dia mau memainkan itu udah luar biasaa... Suara nya agak kecil, kalau kalian mau dengerin pakai headset yaaa...
Ehhhh.. Ehhhh.. jangan salah dia main gitar buat gue ituuu di tarifin. Parah kannnn! So akhirnya gue bayar dia dengan segelas rayuan gombal dan gue mendapatkan dia bermain gitar dengan 00:29 detik. Beraaaaaaaaaaaaakkk apaaa... main lagu apaan, Cuma sebentar belum lagi lagu nya lagu patah hatiii...
Arrrrrgggggggghhh.. rasanya dia mau memainkan itu udah luar biasaa... Suara nya agak kecil, kalau kalian mau dengerin pakai headset yaaa...
Ehhhh.. Ehhhh.. jangan salah dia main gitar buat gue ituuu di tarifin. Parah kannnn! So akhirnya gue bayar dia dengan segelas rayuan gombal dan gue mendapatkan dia bermain gitar dengan 00:29 detik. Beraaaaaaaaaaaaakkk apaaa... main lagu apaan, Cuma sebentar belum lagi lagu nya lagu patah hatiii...
Hufffttttt..... pengen gue jedotin tau nggak kepala dia, terus gue
tenggelemin di laut merah, terus gue bakar jadi daging guling, terus kulit nya
gue sayat-sayat buat beduk masjid dan dagingnya gue kasih sama kaum duafaa...
Ngggakkk cuma sampai disini cuy, yang nama nya cewek nggak pernah
puas. Kalau di kasih sekali pasti pengen nambah. Well, gue minta lagi dong dia
buat memainkan gitar nya sama gue tapiii tetap jawaban tidak dan acuh gitu aja.
Menurut kalian wajar dong ya kalau meminta sama pacarnya sendiri buat main
gitar lah ini boro-boroo.. gue marah dan kesel bukan main gara-gara hal sepele
seperti ini sih dia nggak pernah mau main gitar lagi buat gue.
Jujur gue sedihhh banget, bukan sedih lagi ketika dia nggak mau
menuruti permintaan gue buat main gitar. Sampai-sampai gue guling-guling
ditanah buat nyemilin daun. Andai gue bisa main gitar dan suara gua bagus, gue
nggak akan minta cowok gue buat main in gitar, yang ada gue yang akan nyanyiin dia sambil diiringi tanjidor dengan lagu Malam 1 Suroo.
Etthhh tapi memang mengjengkelkan sih bisa bisa berantem cuma karena hal sepele. Gue punya Tips buat kalian untuk menghilangkan rasa bete jika merasakan punya pacar
kaya cowok gue baiknya seperti ini;
Hal ini yang biasanya ampuh dan senjata bagi cewek juga kalau
kalian diperlakukan seperti itu. Biasa nya cowok lebih luluh ketika cewek
ngambek. Iaaa kan benerrr kannn? Cara nya adalahhh loe meronta-ronta kaya orang
kesurupan di jamin pasti cowok loe bakalan mewujudkan keinginan loe. Bukan hanya
gitar aja di main in tapi loe bakalan di suguhin kopi sama kacang rebus..
*saran nggak membantu! oke next..
Gue biasanya kalau kesel sama cowok gue, gue tinggal tidur aja. Efek
dari tidur emang bikin loe sedikit hilang ingatan. Dan membuat loe lebih
melupakan kekesalan sikap cowok loe kaya gini.
Pura-Pura Mati
Pura-Pura Mati
Itu tadi beberapa tips gue kalau kalian menglami hal serupa versi gue.. sebenernya saran gue nggak membantu juga sihhh.. karena saran bodohhh.. wkwkwkkw . .
And gue mau ngasih video buat kalian sebagai pemanis aja sihh...
sebenernya gue udah bisa main gitaaaaaaaaaaarr..
Hahhahhaha Tapiii Tipuuuuuuuuuuuu!!!!
Kalo kalian berantem seperti gue versi kalian apa? Share di comment box ya!
Okay.. This is the end of the post.. Thanks for reading.. See you
next week! :D