Nona Senja

By ara - 4/17/2014

Senja
Di dunia di mana motif ayam menyeberang jalan tidak dipertanyakan lagi, perempuan-perempuan tahu bahwa jodoh mungkin harus ditemukan dan bukan ditunggu. Sebab di dunia para ayam, pejantan tak pernah lebih dewasa dari betinanya.

Ini cerita tentang seorang perempuan yang terjatuh.

***

Aku melihat perempuan itu berjalan terburu-buru dengan langkah-langkah yang lelah. Rambutnya tak bercahaya, lebih terlihat tak terururs dan bercabang. Wajahnya tidak gembira, tentu saja: Ada sesuatu yang dia sembunyikan di dalam dirinya menjadi beban bagi hatinya.


Rembulan tak bersinar di ujung jelaga
Pandangan semakin nanar, setengah terjaga
Rindu terhalang sekat harap yang terpatah
Kau tak hendak terikat, ringkihku terpapah
Hanya kau yang tahu caranya membuat diriku terluka
Dan hanya kau yang tahu caranya menyembuhkan hatiku
Senja tiada berjingga, terbenamkan luka
Kau mengimingi surga hanya untuk berduka
Kau pernah menjadi gemintang
Yang terpeta dan berpendar di hatiku
Mungkin masih meski perlahan meredup
Di sudut senja,
kau kantungi mentari untuk dirimu sendiri
Kau takut berjalan dalam gelap
Padahal aku takkan melepaskan genggam
Apa yang membuatmu begitu lirih?
Hingga menularkan perih
Bukankah kita bisa saling mengobati
Daripada saling meracuni?
Seperti angin topan yang sekejap membawaku
Terbang sangat tinggi, terlalu tinggi
Seketika itu pula kau menjatuhkanku..

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar