Halo teman-teman..
Maaf akhir-akhir ini agak malas ngeblog. Pasalnya waktu gue
bener-bener habis buat ngerjain laporan magang di weekdays, dan ngabisin nonton
film korea di weekend. Praktis, kepala gue keperes abis-abisan buat nulis dan
nonton film. So, ide buat ngeblog kadang numpang lewat doang, karena stamina
buat nulis udah keburu abis.
By the way, taun baru udah mau lewat ini.. Kalian udah nyiapin apa aja? Mimpi baru?
Semangat baru? Pacar baru? Judul Skripsi? Kendaraan pribadi? Minyak wangi? Atau nggak
nyiapin apa-apa karena nggak punya pasangan sehati? Oke.. Mari kita renungkan
dulu makna tahun baru.
Setiap pergantian tahun, selalu ramai suara ledakan kembang
api, pawai kendaraan bermotor, maupun pesta terompet. Kira-kira kenapa
orang-orang melakukan hal itu ya?
Dari pengamatan gue, ada 2 tipe orang yang merayakan tahun
baru:
A. Orang yang merasa layak merayakan pergantian tahun karena
dia merasa cukup sukses menjalani tahun sebelumnya.
B. Orang yang merasa mendapatkan harapan baru di tahun yang
baru, setelah banyak kegagalan yang dia terima di tahun sebelumnya.
Nah, lo masuk yang mana?
Saran gue, kalo bisa kita semua termasuk dalam golongan
orang "A" di atas. Di mana setiap kita merayakan tahun baru, artinya
kita merayakan sebuah kesuksesan. Bukan cuma mencari pengharapan tanpa
menyesali kegagalan yang sudah kita ciptakan.
Kalo gue, lebih suka menyikapi tahun baru sebagai batas dari
target hidup tahunan yang gue ciptakan setiap tahun. Sudah berapa banyak yang
gue wujudin, dan berapa banyak yang masih susah buat didapetin. Dengan kata
lain, event tahun baru adalah waktu yang pas buat mengintrospeksi diri, agar
nggak lupa diri. Zaman gue remaja, tahun baru hanya berarti sebagai waktu yang
tepat untuk hura-hura, merayakan sesuatu yang belum gue tahu gunanya apa.
Nah, untuk orang-orang di golongan "B", buat gue
mereka adalah laskar pemimpi. Setiap tahun mereka bikin target baru, tapi
semangat berjuangnya cuma bertahan seminggu. Misal, targetnya tahun depan harus
langsing. Minggu pertama rajin fitness dan diet, minggu kedua udah males
fitness dan masih nyoba diet, di minggu ketiga mereka udah berenti fitness dan
diet, lalu mikir "Aku mau tampil apa adanya ah~". Iya, resolusi
tahunannya bertahan kurang dari sebulan. Dan sayangnya, hal itu terulang setiap
tahun.
Kadang tanpa sadar, kita ini jadi manusia yang terlalu
sering berharap, tapi jarang berusaha. Akhirnya yang kita petik cuma kecewa.
Lalu menyalahkan nasib karena tak pernah memberi apa yang kita minta. Padahal,
gue percaya bahwa nggak ada mimpi yang terlalu muluk, yang ada cuma usaha yang
kurang keras. Kita kadang haus motivasi, tapi terlalu malas untuk beraksi.
Itulah kenapa, om Mario Teguh masih laris di negeri ini. Mimpi tanpa aksi,
namanya angan-angan. Nggak bakal jadi kenyataan.
0 komentar