Goblok Piara Kucing dan Burung Parkit yang Berujung Apes!

By ara - 9/23/2018


Ini burung parkit gue yangg sungguh cantik dan mempesona
Dari kecil, kelurga gue udah seneng miara binatang. Mulai dari burung, kucing, ikan dan berbagai binatang reptil lainnya. Sempet juga pengen miara ular piton , tapi nggak di bolehin sama nyokap. Soalnya ular piton suka makan ayam, sedangkan keluaga gue aja makan ayam belum tentu seminggu sekali. Kalau jadi miara piton, bisa - bisa tiap hari kita cuma makan beras dan jilatin kaldu ayam doang.
wkkwkwkw...


Tapi dari sekian banyak binatang yang sudah gue piara, ending-nya selalu nggak beres, contohnya kaya burung parkit gue. Gue pernah punya burung parkit sepasang, jantan dan betina. Setelah beberapa bulan gue piara, akhirnya mereka melahirkan sebuah anak dari telurrr si betina.. Waktu itu telurnya ada 3buah. Nah setelah esok harinya itu telur tinggal 1, gue fikir di goreng sama emak gue buat sarapan gue berangkat sekolah. Ehhhhh... setelah gue selidiki tau si jantan makan anak nya sendiri.. sungguh ayah yang durhaka... Untung nggak muncul di koran lampu merah atau tayang jadi sinetron indosiar dengan judul "Ayah ku memakan anak kandungnya dari hasil hubungan sex kami yang tak kasat mata" ...

mhh.. makin ngawurr ngidul..

terusss nggak lama setelah itu burung parkit yang jantan kabur pas gue bersihin kandangnya. Waktu itu gue lupa, kalau burung bisa terbang.

Nggak lama kemudian, kira-kira seminggu pasca tragedi kaburnya sang jantan, gue menemukan si parkit betina tewas dengan sukses. Posisi tewasnya pun sanggat dramatis banget. "kepalanya masuk ke dalam tempat minum yang masih penuh dengan air yang tidak gue ganti selama 3minggu, dengan ekspresi bye-bye-cruel-world. Dokter mendiagnosis tuh burung malang tewas karena patah hati, dan dari pantat nya keluar cairan warna hijau. Gue nggak tau kenapa pantatnya bisa begitu..

Mungkin tuh parkit betina depresi dan mutusi buat bunuh diri, karena dia nggak mau jadi burung janda selamanya. Mungkin juga, sebelum tuh betina mutusin buat bunuh diri, dia bilang gini, "Ohhhh my love!!!! kenapa kau tega meninggalkan aku!!!! bleeeebekk.. blebeeekkk... fyuhhh.. croottttt! *Suaa tokai keluar dari pantat mungilnya". Belakangan, gue baru sadar, gue naruh tempat minum yang penutupnya mudah jatuh dan kebetulan penutupnya itu jatuh menjepit kepala parkit malang tersebut.


Lain cerita soal kucing gue. Kucing gue itu peranakan dari kucing kampung dan kucing anggora. So, jiwa ke kampungannya masih mengental kuat. Tuh kucing gue kasih nama Mico. Kenapa gue kasih nama Mico mirip seperti calon mantan gebetan tante gue, inget MANTAN CALON yang kandas ditengah jalan.. Gue dan Mico sanggat akrab, saking akrab nya dia pergi meninggalkan rumah 1 hari untuk memuaskan napsu birahinya dengan kucing kampung secara kawin lari dan Gue nangis seperti di putusin cowok.. Gue selalu anggap dia sahabat sejati, secara waktu itu gue sangat kesepian. Alhasil, Mico lah pelampiasan curhatan isi hati gue. Kita bisa nonton tivi bareng, baca majalah bareng, kadang kita suka tukeran jatah makan siang, besoknya gue berak- berak (BAB) nggak berhenti-henti hingga tiga ember.


Ini mico.. Jelek karena tidak mandi selama 4bulan


Dimata gue, Mico adalah kucing paling peranakan blesteran paling pinter. Tiap kali dia mau boker, dia pasti nyari tempat pasir, gali ngeden-ngeden untuk melampiaskan hasrat kebokerannya lalu dia tutup deh pup-nya pakai pasir. Tapi kalau kotak pasirnya hilang dia bakal berak sembarang tempat seperti di tempat tidur gue dengan berak cepirit... bahkan taiii nya kemana -manaaaa...
iuhhhhh....


doi lagi memburu cicak dan kecoa di genteng tetangga sebelah.. karena dia habis kecing sembarang di tumpukan baju bersih.

Selain expert dalam bidang bokerisasi, Mico sering gue manfaatin untuk berburu kecoa dan cicak. Maklum gue paling benci binatang itu belum lagi rumah gue banyak tuh kaya semacam basecampnya Dencik 69, alias Dentasemen Cicak Kecoa angkatan 68. Kecoa itu diduga sering terbang dan cicak bertengger di dinding dengan kulit yang iuhhhh tidak bisa di jambarkan dengan kata-kata. Dan gue paling berisik teriak-teriak karena bersemayang dimana - mana..


Disaat itulah bakat Mico sebagai cikeco (cicak kecoa) hunter keluar (kebayang bentuk kucing kampung peranakan blesteran kampung dan kota pakai kacamata hitam dan senapan laras panjang seukuran kucing). Mico sangat lincah dan gesit, tiap kali liat kecoa dan cicak. Dia bakal meong-meong terus dan loncat lari kesana kemari mengejar kecoa dan cicak sampai dapat! Biasanya sih, Mico suka mainin cicak dan kecoa malang itu kalau udah ketangkep. Dia bakal lepasin kecoa dan cicak, tapi tiap binatang itu nyoba kabur, dia bakal gigit dan melemparnya dengan tangan kemudian di banting dan di tarik-tarik ekornya, sampai akhirnya tuh binatang tewas mengenaskan dengan keadaan ekor putus dan pendarahan luar biasa kemudian tewas seketika.
Whatttttta naughty boy, Mico!

Pernah suatu hari, emak dan bapak gue di bikin murkaaaaaa.. Gue inget 3minggu lalu, emak dan bapak gue baru aja beli TV LCD ukuran segede gaban yang harganya sekitar 4-5jt. Malam telah tiba, semua sudah tertidur lelap. Gue mulai curiga dari sore karena si Mico selalu mengeong sepanjang malam dan loncat kesana kemari tanpa jelas. Bener dongggg... jam 3 dini hari Kucing gue menjatohkan TV LCD yang baru beliiii hingga retak bahkan jika di service harga nya sama dengan beli baru........ sungggu mengenaskan. Sejak kejadian itu si Mico di usir dari dalam rumah untuk tidur di luar semalam....

Itu baru emak dan babe gue yang bikin kesel. Belum lagi gue di bikin bete sama Mico. Gue inget banget hari itu gue baru balik dari kantor. Dengan keadaan lemas dan terkapar setengah hidup. Gue buru-buru ke dapur untuk makan dengan porsi kuli bangunan yang abis kerja rodi nyuci Candi Borobudur. Setelah gue ambil sepiring nasi beserta lauknya yang berbentuk kaya miniatur Gunung Semeru, gue pun menuju ke ruang TV. Gue suka makan lesehan di lantai sambil nonton TV. Dan gue yakin, bukan cuma gue yang punya hobi semacam itu disini...

Lagi lahap-lahapnya makan, tiba-tiba Mico muncul dari kamar mandi . Di mulutnya ada seonggok mayat kecoa malang yang sudah tewas lemas dan berdarah-darah dengan lidah menjulur keluar.... Waiitttttt emang kecoa punya lidah..? mhhh yaudah lah yaahh.. Gue nggak tau tujuannya apa, mungkin Mico nyoba ngebanggain hasil tangkapan ke gue, tuh kecoa yang di gigit dia jatohin gitu aja ke piring makanan yang baru gue habiskan beberapa suap itu. SUMPAHHHHH! Gue bete abis, tapi gue coba memaklumi perbuatan Mico. Gue tau kalau dia mencoba memberi gue lauk tambahan karena prihatin melihat makanan gue nasi sebakul, lauknya seucrit. Akhirnya, pelan-pelan gue singkirkan tuh kecoa dari piring, buang ke kebon depan rumah dan ngelanjutin makan dari piring yang tadi.

Akhirnya hubungan gue sama Mico memang sangat dramatis, setelah hasil penyelidikan intensif yang dilakukan emak gue, ternyata selama ini yang suka nyolong makanan dari dapur, bukan adek gue atau maling, melaikan si Mico. Ya, mungkin kali ini Mico lupa pake sarung tangan dalam perjalanan aksi jahatnya. Sehingga kali ini Mico meninggalkan sidik jari.. eh, kaki. Dengan berat hati, gue nurutin perintah emak gue buat suruh ngebuang Mico jauh-jauh dari rumah. Tapi apadaya karena gue menangis semalamanan akhirnya emak gue memaafkan kesalahan Mico dengan syarat untuk memberi makan yang rajin biar tidak ada tindak criminal pencurian makan yang hilang begitu saja.

Yaaahhh begitulah cerita singkat hubungan gue dengan Mico kucing kampong blesteran. Dan sampai saat ini masih gue pelihara kadang serang kucing itu makin sering jarang dirumah dan akan pulang kerumah kalau dia laper.

Tapi nentuin hewan apa yang mau dipelihara, ternyata nggak mudah juga. Gue kudu melihat beberapa aspek yang akan mempengaruhi kehidupan gue dan kehidupan hewan itu sendiri kelak saat kita bersama. Jadi sebelum kalian ke pet shop atau mau adopsi hewan peliharaan, gue akan memberikan semacam tips  atau bagan yang berisi syarat-syarat untuk menentukan hewan apa yang pantas hidup bareng bersama.

And here are the list;

1. Nggak Berisik

Kadang gue pengen keadaan kamar gue hening. Karena saat gue berhadapan dengan kegalauan atau stress akhibat kerjaan, kadang gue perlu ketenangan. Nah, itulah kenapa gue nggak pengen melihara binatang yang berisik. So, burung, sapi, kambing, dan gajah, gue eliminasi.

2.  Nggak Bau
Kayaknya nggak ada deh yang demen miara binatang yang bau, apalagi kalau tujuannya tuh binatang bakal ditaruh di kamar atau dirumah sang tuannya. Gue pun nggak pengin kalau kamar gue jadi aroma kandang dan nemu kotoran kuda di keyboard leptop gue. Itulah kenapa sapi, kuda, dan kerbau gue eliminasi.

3. Nggak Ribet
Gue pengen binatang ini nggak ribet-ribet banget cara ngurusnya. Harus dikeramasinlah, vaksinlah, salonlah,… Gue sadar diri, ngeramasin rambut sendiri aja kadang lupa, sampai tiga kali Ramadhan gue nggak keramas, apalagi kalau rutin ngeramasin binatang piaraan? Akhirnya, kucing anggora, Persia, dan lutung gue eliminasi.

4. Tahan Banting
Tahan banting disini bukan berate gue demen ngelempar piaraan gue dari atap mall atau demen make piaraan gue buat ngegampar sales panic. Tapi gue pengen binatang piaraan yang bisa kuat hidup meski sering ditinggal. Iya menyadari bahwa gue sering berpergian. Bukann…. Berarti karena tuntutan pekerjaan, tapi demi menghindari duit bokek . So, binatang piaraan gue harus mampu menahan rasa lapar dan haus selama beberapa hari.


Yahhh begitu lahhh ceritanya.. mungkin kalau kalian punya beberapa cerita pengalaman piara binatang buas boleh di share..
Sampai jumpa di cerita selanjutnyaaa....



  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus