Mengapa Orang Bisa Kecanduan Main Games?

By ara - 7/13/2018

Bicara tentang Video Games, memang lekat banget dengan bocah-bocah. Yang sudah punya anak pasti tahu susahnya memisahkan mereka dengan games. Tapi jangan salah, orang dewasa juga banyak yang masih kecanduan games lho.

Yapppp..seperti gue ini...
Gue adalah pecinta game, gue suka main mobile legend tapi nggak hanya game ini saja. Mungkin hampir beberapa bulan ini gue jarang menulis blog ya dikarenakan gue bermain game, game mobile legend. Durasi bermain game mobile legend ini sekitar setengah jam bahkan gue menghabiskan waktu sekitar 3-5jam bermain game ini.

You Know What>>???
Ketika weekend gue bermain dirumah, gue bisa kena omelan emakkkk gue.. 

"tttiiiaraaa... kamu main game mulu nggak ada manfaatnya kan main game. cucian nggak kelar-kelar, belum nyapu, ngepel.."

dan gue cuma bilang 

"ieee..ieeee.. nanti, bentar lagiii.."
"sebentar..."

tiba-tiba emak gue ke kamar dan buka pintu kamar gue.. and than....
wifi kamar gue dimatikannn..

Akhirnya game gue berakhir AFK (Away For Keyboard) bisa di bilang player yang meninggalkan pertandingan, hal ini ada yang disengaja dan tidak di sengaja. Bahkan jika yang terjadi adalah kesalahan teknis di luar kendali player tersebut pun (misal: terjadi gangguan jaringan), maka player tersebut tetap disebut AFK. 

Bermain 3-5 jam miming nggak ada hasil karena ya.. Gue bermain single player alias nggak ada tim. Mau nggak mau ya kalahhh.. terus menang dan begitu aja terus sampai akhirnya kalah terussss.. barulah berhenti bermain.. 

Mengapa video games bisa membius penggunanya sampai enggak bisa diajak bicara

1.  Kebanyakan Games tidak ada ujungnya

Games tahun 90-an biasanya ada level atau stage yang sudah ditentukan. Contoh games seperti Street Fighter atau Crash Bandicot. Begitu kita berhasil menyelesaikan stage terakhir, tamat. 

Berbeda dengan games jaman now, selalu ada hal baru untuk dieksplor. Karakter baru, senjata baru, dan skill baru. Enggak ada ujungnya. Paling ujungnya kena marahan pacar campai ibu-bapak loe. 

Yahhh macam gue ini.. Pernah nih yaaa gue saking terobsesinya untuk bisa naik level, gue bermain game mobile legend dari jam 7 pagi sampai sore jam 8 malam. Gilaaaa...

2. Ada interaksi sosial layaknya media sosial


Saat ini online games semakin mewabah dan memungkinkan pemainnya berinteraksi satu sama lain. Menariknya, banyak interaksi ini yang berlanjut di dunia nyata. Ada yang jadi teman dekat, bahkan ajang mencari jodoh :p

Yahhh karena gue udah punya pacar dan sudah tidak jomblo lagi dan bermain game bisa menambah teman dan bisa saling share kemampuan. 

3. Selalu ada rewards pada tiap level/stage

Pada awal permainan, biasanya kekuatan karakter masih sangat standar dengan senjata seadanya. Barulah pada level berikutnya, skill bertambah. Ketika level semakin tinggi, tantangan semakin sulit tetapi rewards-nya juga semakin besar. Itulah yang membuat para gamers tidak ingin berhenti karena penasaran sampai sejauh mana karakternya berkembang. 

4. Berbagai kolaborasi dan kompetisi hingga tingkat internasional   

Interaksi dengan pemain dari negara yang sama udah biasa. Main dan interaksi bareng pemain dari negara lain? Tentu makin seru.

5. Para gamers menganggap kecanduan games masih lebih baik dari kecanduan “lainnya”

Oke, mungkin ini alasan yang paling banyak dipakai gamers ketika orang-orang terdekatnya mulai protes. Dengan dalih “daripada kecanduan alkohol atau narkoba?” Yaa.. bener juga sih, tapi jadinya mereka nggak sadar kalau kecanduan games itu bisa mengacaukan prioritas di dunia nyata. 

6. Dunia online games terus berkembang, sehingga sehingga timbul perasaan gelisah atau merasa tertinggal jika tidak memainkan sehari saja

Sama halnya dengan media sosial, makin lama makin candu. Bahkan untuk beberapa orang, satu jam enggak buka Instagram atau Twitter kayanya kurang afdol. Apalagi online games, kalau ditinggal lama bisa-bisa ketinggalan banyak update.

7. Banyak kompetisi atau turnamen dengan hadiah menggiurkan

Siapa sih yang nggak mau hadiah sampai ratusan juta rupiah, apalagi dapetinnya dengan main games favorit. Rasa tertantang dan termotivasi itu pastinya semakin bertambah berkali-kali lipat. Akhirnya semakin banyak waktu yang dipakai untuk mengasah dan mengembangkan skill.

8. Para gamers bisa membentuk karakter sesuai keinginannya

Salah satu hal menarik dari games, kita bisa menciptakan karakter sesuai keinginan, bahkan mirip dengan karakter asli kita.  Contoh: The Sims. Karakter tersebut akan berkarir, menikah, memiliki rumah, dan pencapaian lainnya.  Bisa jadi, karakter tersebut adalah bentuk harapan pada diri kita sendiri. Singkatnya, games adalah pelarian dari dunia nyata karena semua terasa lebih mudah.

9. Games menghasilkan berbagai macam emosi terhadap pemainnya

Dalam games, pemain berperang, menghadapi ancaman, pengkhianatan, pertemanan, cinta, pernikahan, hingga duka. Berbagai emosi ini terasa dekat karena hampir sama dengan yang terjadi di dunia nyata.

Lalu apakah ada cara untuk mengurangi kecanduan games? 
Dimana ada niat, pasti ada jalan. Selain itu, ingatlah apa prioritasmu. Sebagai seorang pelajar, pikirkan konsekuensi yang harus kamu terima jika melalaikan tugas. Sebagai seorang karyawan, harusnya kamu bisa lebih pintar mengatur waktu. Cari waktu senggang tetapi jangan lupa perhatikan orang-orang disekitarmu.

Jika mau tindakan lebih jauh, sekalian saja uninstall games dari gadget. Beri waktu satu bulan. Ketika kamu berhasil melaluinya, beri hadiah pada diri sendiri dengan bermain games satu hari. Ulangi kembali proses puasa games kali ini selama 2 bulan, dan hadiahi lagi dirimu karena bisa bertahan lebih lama.

Proses mengurangi kecanduan games memang butuh waktu, tidak mungkin langsung hilang begitu saja. Yang penting kita tau prioritas dan ingat, dalam hidup ini segala sesuatunya harus  seimbang. Apa-apa yang berlebihan tidak akan menghasilkan hal baik. 
Intinya boleh main games, malah disarankan sebagai sarana melatih otak dan bentuk “refreshing”. Tapi harus tau batasannya ya. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar